Bermodal Nekat Demi Ilmu

DSCN0904

 

Nekad? itu adalah hal biasa. yah, ini dia sosok yang mengejutkan ketika saya mendengar cerita kehidupannya.  Ia memang terlahir dari keluarga yang kurang mampu, namun ketidak mampuannya tidak menghalangi Ia untuk mencari ilmu bekal yang ingin ia dapatkan untuk meraih  kesuksesan.

Bermodalkan 20  ribu rupiah Muhammad Sukri melangkahkan kakinya dari perkampungan di Desa Nipa kec. Ambalawi, menuju Kota Bima. Kota dimana ia menggantungan harapan untuk meraih secercah harapan dalam perbaikan hidupnya. STM Bima jadi pilihannya untuk melanjutkan sekolah, Beasiswa dari sekolah tersebut memberikan harapan padanya dalam menuntut ilmu, namun beasiswa tersebut hanya di berikan untuk proses belajarnya saja. Sukri harus memutar akalnya mencari jalan untuk Ia bisa bertahan, bukan hanya bertahan untuk menuntut ilmu, namun bertahan dari laparnya perut dan panas dinginnya udara, karna di kota bima Ia benar-benar tak memiliki sodara yang bisa dimintai tolong dan tak ada bekal yg banyak dari orang tua bahkan tak mendapatkan kiriman bulanan layaknya anak-anak yg lain.

Di kota Bima, ia bertemu dengan seorang yg dia panggil BOS, iyah orang tersebut ternyata bersedia mempekerjakannya untuk menjadi pemberi pakan kuda.

Setiap hari sepulang sekolah kira-kira pukul 12 siang Ia harus segera bergegas untuk mencari rumput yg akan menjadi pakan kuda, Sukri akan pergi dimana rumput itu bisa ditemukan, kaki anak remaja itu tak pernah merasa lelah, 3 kilometer adalah hal yang biasa ia lewati. jika kakinya tak bisa bersahabat karna lelah, ia gunakan sepeda yang bisa ia pinjam untuk menemaninya mencari rumput.

3 tahun berlalu, pekerjaan itu tak pernah ia tinggalkan meski dengan upah 10 ribu perminggu, Muhammad Sukri masih bisa menghidupi dirinya bahkan bisa menyisihkan untuk orang tuanya, meski dengan nilai yang tak banyak.

Ujian Sekolah telah ia selesaikan, badanya yg setiap hari berteman rumput ilalang sawah membuatnya lelah, hingga pada pengumuman kelulusan ia tak bisa hadir karna sakit. Ia hanya mendapat kabar dari seorang teman yang menyatakan bahwa siswa atas nama Muhammad Sukri telah Lulus. Ia pun bergegas menuju sekolah untuk mengambil hasil kerja kerasnya belajar selama ini di sekolah tersebut, sayangnya bukan ijazah kelulusan yg ia dapatkan tapi justru kabar yg menyatakan ia tidak lulus, seakan tak percaya dengan kabar tersebut Sukri masih melapangkan dadanya bahwa itu adalah kenyataan yang ia harus terima, kabar-kabar miring yg beredar bahwa ijazah dan hasil kerja kerasnya itu ditukar oleh pengurus sekolah itu dengan siswa lain dia kesampingkan. yah, apalah daya, menurutnya ia hanyalah anak orang tak mampu, jika hasil yang ia kerjakan itu dibeli orang, Sukri hanya bisa pasrah menerima meski ia tak menerima apapun dari kejadian tersebut. Namun bukanlah sukri jika dia menyerah, ia mengikuti ujian tahun berikutnya dan Alhamdulillah tahun 2012 ia lulus dari STM tersebut.

Nekad? sekali lagi itu adalah hal yang biasa baginya. setelah lulus sekolah Ia masih mencari-cari cahaya mana yg ia bisa lihat untuk menerangi jalan masa depannya, karena keinginan kuliahnya tak mampu ia raih dengan uang yang ia miliki maka ia mencari lembaga pendidikan yang bisa memberikannya ilmu untuk bekal masa depannya namun tak menuntutnya untuk membayarnya, sukri mendapatkan informasi dari tetangganya bahwa ada lembaga pendidikan keterampilan yang meng GRATISKAN seluruh biaya pembelajaran dan menangung tempat tinggal serta makan. Kabar tersebut memberikan harapan pada Muhamad Sukri bahwa mungkin disana Ia bisa mulai menyalurkan keinginannya untuk belajar teknik sepeda motor yang dulu di STM tidak bisa ia temukan. Ia mulai mengumpulkan uang yang menurutnya tak kecil, nominalnya 800 ribu rupiah, itu adalah sejumlah uang yang harus ia kumpulkan untuk mengantarkannya dari Bima menuju Institut Kemandirian Dompet Dhuafa di daerah Tangerang, Banten. Uang itu bukan uang pribadi, tapi uang pinjaman dari tetangga dan kerabat di sekitarnya, oleh karena itu disini ia bertekad, bahwa ia tidak akan kembali sebelum mampu mengembalikan uang pinjaman yang ia gunakan tadi.

 

Bagikan konten ini: