Memanusiakan Manusia

oleh : Zainal Abidin (Direktur Institut Kemandirian 2005-2011)

Apa yang dilakukan pemerintah melihat semakin meningkatnya angka kemiskinan? Bantuan Langsung Tunai! Apa yang dilakukan pemerintah dengan semakin meningkatnya pengangguran? Gelontorkan bantuan permodalan dengan bunga rendah atau bahkan tanpa bunga! Apa yang dilakukan pemerintah terhadap anak-anak yang tidak bisa melanjutkan sekolah? Bantuan Operasional Sekolah!

Apa yang dilakukan peternak jika kambingnya butuh kandang? Buatkan kandang. Apa yang dilakukan peternak jika kambingnya lapar? Beri makan. Apa yang dilakukan peternak jika kambingnya sakit? Obati.

Kesimpulan saya : Perlakuan pemerintah kepada rakyatnya, mirip-mirip dengan perlakuan peternak kepada kambingnya! Apa yang dilakukan, lebih banyak menimbulkan efek ketergantungan daripada kemandirian. Dalam bahasa singkat, yang dilakukan adalah proses membinatangkan manusia!

Pemberlakuan Free Trade Agreement di awal 2010, menyebabkan membanjirnya produk-produk Cina di tanah air. Di Glodok dan Mangga Dua, produk elektronik buatan Cina juga mulai merajai pasar. Tekstil buatan Cina sudah mulai menggerus produk lokal di Pasar Tanah Abang. Apa yang dilakukan pemerintah? Salah satu opsinya adalah mengajukan permohonan untuk meninjau ulang perjanjian itu! Padahal perjanjian itu sudah dibuat bertahun-tahun lalu, dan seharusnya kita sudah bersiap menghadapinya. Persis seperti kambing yang mengembik, berharap rumput dari tuannya.

Irama kehidupan adalah perubahan. Hampir tidak ada yang tetap dalam kehidupan. Setiap abad, setiap windu, setiap tahun, setiap bulan, setiap minggu, setiap hari, setiap menit bahkan setiap detik, terjadi perubahan di alam semesta, dan berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Bahkan, setiap saat terjadi perubahan pada kondisi fisik, biologis dan kimiawi di dalam tubuh manusia. Pantas saja para filsuf menyatakan, bahwa tiada yang tetap kecuali perubahan.

Awal tahun enam puluhan, Presiden Korea Selatan Park Chung Hee meluncurkan Saemaul Undong. Ia secara dramatis mengubah kebijakan industrialisasi menjadi gerakan revolusi pedesaan, dengan memanfaatkan potensi desa-desa se-antero Korea Selatan. Ia memulai kebijakannya dengan menanamkan nilai-nilai kemandirian, gotong-royong dan kerja keras. Tanpa mengemis pada pihak lain. Tanpa bantuan asing.

Apa jadinya sekarang? Korea Selatan sudah menjadi sebuah negara industri yang disegani di Asia, bahkan dunia. Hyundai, Samsung dan Daewoo adalah sedikit dari pilar-pilar industri di Korea Selatan, yang pada awalnya bertumpu pada produk pertanian.

Saat ini, sepertinya kita berada pada posisi yang semakin lama semakin terjepit. Dunia semakin tidak adil buat negara miskin. Apa yang harus kita lakukan?

Kitab suci menyebutkan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kalau kaum itu tidak mau mengubah nasibnya sendiri. Inilah saatnya melakukan perubahan. Belajarlah dari Korea Selatan. Tidak perlu lagi mengemis pada RR Cina. Tidak perlu lagi meminta-minta pada pemerintah. Keadilan tidak bisa diperoleh dengan meminta-minta. Keadilan itu harus diperjuangkan, mulai dari level paling rendah. Diri sendiri. Inilah saatnya kita memanusiakan manusia, dengan memanfaatkan potensi diri kita sendiri.

Perubahan pada diri sendiri, akan membawa perubahan pada keluarga. Pada tahap berikutnya, masyarakat akan berubah. Dan pada akhirnya, perubahan peta keadilan dunia merupakan keniscayaan. Dan untuk perubahan seperti ini, kita mendapatkan hal yang lebih besar daripada perubahan itu sendiri. HARGA DIRI sebagai manusia.

(Dimuat di majalah KHAlifah edisi Maret 2010)

 

Bagikan konten ini: